RIP Nawal El Saadawi, Pejuang Kaum Perempuan

 

 

They said, “You are a savage and dangerous woman.”
“I am speaking the truth. And the truth is savage and dangerous.”

― Nawal El Saadawi, Woman at Point Zero


"Mereka berkata, Kamu adalah wanita yang buas dan berbahaya. Saya mengatakan yang sebenarnya. Dan kebenaran itu biadab dan berbahaya.” Itulah salah satu kutipan pemikiran Nawal El Saadawi. Dalam media Mesir, dokter, feminis, dan penulis ini meninggal pada tanggal 21 Maret 2021, di usia 89 tahun.

Nama Nawal El Saadawi ditulis dengan tinta emas yang dikenal di seluruh dunia sebagai pejuang hak-hak perempuan. Sejak usia muda, semangatnya selalu membara untuk membongkar ketidakadilan terhadap perempuan dengan menuliskan berbagai kisah dan perpektifnya dalam ceramah. novel, esai, dan otobiografi.

Ia selalu tampil berani dan tak tergoyahkan, bahkan kejujurannya kerap dianggap terlalu brutal. Ia tak pernah ragu menerjang bahaya sekalipun ketika ia dijadikan sasaran kemarahan, ancaman pembunuhan, dan penjara oleh beberapa pihak yang merasa terusik.


Sekilas Perjalanan Nawal El Saadawi

Nawal El Saadawi dilahirkan pada 27 Oktober 1931 di sebuah desa bernama Kafir Tahlah, di tepi sungai Nil, Mesir. Ayahnya adalah seorang pejabat pemerintah dengan sedikit uang, sedangkan ibunya berasal dari latar belakang yang kaya.

Orang tua Nawal menyadari bahwa anak perempuan di Mesir saat itu diperlakukan sangat berbeda dengan anak laki-laki. Anak perempuan sangat tidak dihargai, bahkan nenek Nawal mengatakan bahwa seorang anak laki-laki lebih berharga setidaknya setara dengan 15 anak perempuan.

Pada umur 10 tahun, Nawal akan dinikahkan oleh keluarganya, namun anak perempuan itu menolak. Beruntung, ibunya mendukung keinginan Nawal dan selalu berada di sisinya. Nawal pun sangat didorong untuk menempuh pendidikan yang tinggi oleh kedua orangtuanya.

Nawal dilahirkan sebagai pejuang. Sejak kecil, ketika ia melihat sesuatu yang salah, ia selalu gusar dan tak ragu untuk berbicara. Salah satu contoh hal yang sangat ditentangnya adalah sunat perempuan, yang sangat merugikan dan mengancam nyawa para anak perempuan.

Anak kedua dari sembilan bersaudara ini menulis novel pertamanya pada usia 13 tahun. Kemudian lulus dengan gelar kedokteran dari Universitas Kairo pada tahun 1955. Ia kemudian menjadi seorang dokter dengan spesialisasi psikiatri dan melakukan praktik di daerah pedesaan, kemudian di berbagai rumah sakit di Kairo.

Terakhir ia menjadi Direktur Kesehatan Masyarakat Mesir, namun diberhentikan pada tahun 1972 setelah menerbitkan buku non-fiksi, Women and Sex, yang mengutuk FGM dan penindasan seksual terhadap wanita. Selain itu, Majalah Health, yang dia dirikan beberapa tahun sebelumnya, ditutup pada tahun 1973. Nawal juga pernah ditangkap pada tahun 1981 dengan tuduhan sebagai pembangkang di bawah Presiden Anwar Sadar dan dipenjara selama tiga bulan.

Setelah ia dibebaskan pun, buku-bukunya disensor dan dicap sebagai benda terlarang. Ancaman pembunuhan dari fundamentalis agama pun diluncurkan kepadanya, hingga akhirnya ia diasingkan ke Amerika Serikat.

Hal-hal yang menimpa dirinya tak membuat dirinya gentar dan goyah. Ia melakukan berbagai hal yang tidak berani dilakukan oleh orang biasa. Misalnya saat di dalam penjara, ia bahkan meminta pekerja seks di penjara untuk menyelundupkan memoir yang ia tulis dengan pensil alis di atas tisu toilet.

Pada tahun 1982, ia mendirikan dan memimpin Arab Women Solidarity Association. Salah satu kegiatan asosiasi tersebut adalah menerbitkan majalah Noon yang dilakukan sejak tahun 1989. Namun lagi-lagi, majalah Noon pun ditutup oleh pemerintah, dan diikuti dengan penutupan asosiasi yang menaunginya pada 15 Juli 1991. Nawal pun tak patah arang, ia kemudian mendirikan organisasi lain, yaitu Woman in Islam.

Semangat juang terus bertumbuh di dalam diri Nawal. Ia melakukan berbagai cara untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan. Ia terus produktif menulis tanpa terhalang oleh berbagai hambatan yang ada. Karya-karyanya yang pernah disensor di Mesir, Saudi Arabia, dan Libya kemudian diterbitkan di Libanon.

Nawal pun kemudian dikenal di seluruh dunia dan mempengaruhi jutaan perempuan di dunia dari generasi ke generasi hingga saat ini. Beberapa penghargaan yang pernah diterimanya yakni  hadiah sastra dan Supreme Council for Arts and Social Sciences, Mesir (1974) Franco-Arab Frienship Association, Paris (1982), dan Hadiah Sastra Gubran (1988).

Selamat jalan pahlawanku, pahlawan seluruh perempuan di dunia, Nawal El Saadawi.

 

Penulis

Bunga Dessri Nur Ghaliyah 

Thumbnail Pict: elle.com


#nawalelsaadawi #ripnawalelsaadawi

 

 

 

 

 

 


Bagikan Artikel Ini

Posting Komentar

0 Komentar