"Ulah ulin ka walungan, bisi aya Lulun Samak!" Source: travelista.id |
“Ulah ulin ka walungan, bisi aya Lulun Samak!” (Jangan main ke sungai, takut ada Lulun Samak). Itulah ucapan Mama yang selalu aku ingat hingga saat ini.
Gambaran pemandangan sungai Source: infopublik.id |
Ketika akan mendekati sungai, di dalam pikiranku langsung terbayang sosok Lulun Samak yang sering diceritakan Mamaku dan warga di sini. Bukan aku saja, rekan-rekan sebayaku juga merasakan hal yang sama. “Moal ah ka walungan mah sieun.” (Tidak mau ah kalau ke sungai, takut)
Lulun Samak berasal dari kata ‘Lulun’ yang berarti gulungan, dan ‘Samak’ yang berarti tikar. Hal itu sesuai dengan deskripsi dari para orang tua di sini yang menyatakan bahwa Lulun Samak adalah sejenis Jurig Cai (hantu yang hidup di dalam air) yang menyerupai gulungan tikar. Konon, hantu ini seringkali bersemayam di tepi sungai. Ketika ada orang yang mendekat, khususnya anak-anak, hantu tersebut akan ‘menggulung’ badannya, lalu menariknya ke dalam sungai hingga tenggelam.
Salah satu jenis samak atau tikar Source: candirejo.com |
Entah itu
nyata atau tidak, namun jika di sadari saat ini, hal tersebut adalah kecerdasan
masyarakat zaman dahulu. Walau sungai dari permukaan nampak jernih dan tenang, namun
di bawah permukaan nyatanya lebih deras dan membahayakan. Belum lagi, kita
tidak pernah tahu pasti perubahan yang terjadi pada alam. Bisa saja tiba-tiba
ada arus besar kan? Belum lagi longsor atau bencana lainnya.
Masyarakat
zaman dahulu menciptakan berbagai mitos untuk menciptakan harmonisasi antara
alam dan manusia, juga untuk menyelamatkan manusia dari berbagai bencana. Dibangunnya
mitos Lulun Samak pun adalah upaya untuk mencegah warga khususnya anak-anak
untuk mendekati atau berenang di sungai. Selain itu, mitos ini juga bermanfaat
untuk menjaga sungai agar tetap bersih atau tidak terkontaminasi.
Jika masyarakat zaman sekarang menganggap bahwa masyarakat zaman dahulu itu kuno, itu salah besar, karena nyatanya metode mereka sangat efektif untuk mencegah malapetaka.
Aturan dan sanksi Source: https://sda.pu.go.id/ |
Bagaimana pendapatmu?
Ceritakan apakah di daerahmu ada mitos serupa? Ceritakan pula, apakah upaya-upaya
edukasi dan sanksi yang diterapkan saat ini efektif untuk menjaga alam serta mencegah bencana dan kecelakaan?
Silahkan baca juga kisah misteri dan mitos lainnya dengan cara KLIK DI SINI.
Penulis: Bunga Dessri Nur Ghaliyah (2022)
0 Komentar