Sejarah dan Makna Ketupat

 


Sejarah dan Makna Ketupat

Idul Fitri atau yang oleh sebagian orang disebut Lebaran adalah momen yang sangat penting bagi umat muslim di seluruh dunia. Ketika hari raya ini tiba, banyak tradisi khas yang dilakukan untuk menyambutnya.

Salah satu hal yang ditunggu-tunggu saat Lebaran adalah makanan khasnya. Orang Turki biasanya menyajikan baklava, orang India menyajikan sheer khurma, orang Afghanistan menyajikan bolani, dan orang Indonesia biasanya menyajikan ketupat atau kupat.

Siapa yang belum pernah makan ketupat?

Jika kamu orang Indonesia, kemungkinan besar kamu akan sangat familiar dengan makanan khas ini. Ketupat adalah makanan berbahan dasar beras yang dibungkus oleh pembungkus yang terbuat dari anyaman daun kelapa yang masih muda (janur). Ketupat biasanya dihidangkan bersama opor ayam, semur daging, sambal goreng kentang, atau santapan lezat lainnya.

Bagi orang Indonesia, ketupat seakan-akan menjadi hidangan wajib saat Lebaran. Mendengar cerita dari para orang tua, konon tradisi ini ternyata berkaitan dengan makna di baliknya lho!

Yuk simak ulasannya di bawah ini.

 

Ketupat Dipopulerkan Oleh Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga (Sumber: detik.com)

Konon, ketupat pertama kali dikenalkan oleh Sunan Kalijaga di pulau Jawa sebagai media untuk menyebarkan agama Islam. Katanya, Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai simbol untuk merayakan Lebaran mulai abad ke-15, saat pemerintahan Demak berada di bawah kepemimpinan Raden Patah.

 

Makna Di Balik Kata ‘Ketupat'


Permohonan Maaf (Sumber: Matt Pambudhi)


Kata ‘ketupat’ mengandung makna dan nilai ajaran kebaikan di dalamnya. Kata ‘ketupat’ atau ‘kupat’ merupakan kependekan dari kata ‘ngaku lepat’ dan ‘laku papat’.

Ngaku lepat’ berarti mengakui kesalahan. Saat Lebaran, sudah sepatutnya kita melakukan refleksi diri dan mengakui berbagai kesalahan yang telah kita lakukan baik itu secara disengaja ataupun tidak. Selain itu, kita juga harus meminta maaf dan dengan besar hati memaafkan orang lain.

Laku papat’ berarti empat tindakan yang terdiri atas lebaran, luberan, leburan, dan laburan. Lebaran merupakan tanda berakhirnya puasa. Labaran berasal dari kata ‘lebar’ yang berarti bahwa pintu ampunan terlah terbuka lebar. Leburan berarti habis dan melebur, yang berarti melebur atau menghapus dosa dan kesalahan karena sudah saling memaafkan. Terakhir, Laburan berarti labur atau kapur yang artinya menjaga kesucian lahir dan batin, seperti kapur yang dapat menjernihkan air.

 

Fungsi Ketupat

Menganyam Bungkus Ketupat (Sumber: InfoPublik)

Selain berfungsi untuk mengisi perut dan memanjakan indra pengecap kita, ternyata ketupat punya fungsi lain. Dahulu masyarakat di Jawa biasanya menganyam bungkus ketupat bersama-sama, baik itu dengan keluarga, ataupun tetangga. Dengan demikian, ketupat pun bisa dijadikan sebagai media untuk meningkatkan rasa kebersamaan.

 

Simbol Ketupat

Hidangan Lebaran (Sumber: Hallo.id)

Makna lain dari ketupat dapat dilihat dari fisik hidangan ini. Mari kita bayangkan ketupat sejenak :D

Ketika pertama kali kita melihat ketupat, yang nampak adalah kekhasan bentuknya yang berasal dari anyaman yang saling terhubung hingga membentuk konstruksi yang utuh. Hal itu menandakan eratnya hubungan umat Muslim, dan kemenangan umat Muslim setelah satu bulan berpuasa. Selain itu, anyaman bungkusnya yang rumit pun dimaknai sebagai banyak dan rumitnya kesalahan manusia. Setelah itu, jika hendak memakannya, kita akan membuka bungkusnya lalu terlihatlah ketupat berwarna putih yang dimaknai sebagai kebersihan dan kesucian hati kita setelah saling memaafkan.

 

Nah itulah nilai dan makna di balik ketupat. Mari kita resapi dan nilai-nilai positif dari pengetahuan lisan ini! :D

Selamat Idul Fitri, selamat Lebaran, selamat makan ketupat!


Penulis: Bunga Dessri Nur Ghaliyah/ tintadanwarna (2021)

Thumbnail Pict: resepmembuatkue.com



Bagikan Artikel Ini

Posting Komentar

1 Komentar

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)