Apakah kamu merasa paling pintar? Merasa lebih tahu segala hal? Senang melontarkan komentar sarkastik? Sering memberi nasihat/ saran padahal tidak diminta? Jika jawaban mu ‘ya’, kemungkinan kamu adalah 'si mahamengetahuinyebelin'
Orang Sombong dan Merasa Paling Benar Pict: creativemarket.com |
Siapa itu 'si maha mengetahui nyebelin'? Jawabannya adalah mahluk pengidap penyakit bernama 'kesombongan'.
Semua orang pasti mengetahui apa itu ‘sombong’, bahkan mungkin bisa mengidentifikasi siapa orang yang sombong. Hanya saja, kita sering tidak menyadari bahwa ternyata diri kita juga sombong, menyebalkan, dan membuat risi bahkan muak orang sekitar.
Kita
mungkin menganggap kesombongan sebagai suatu reaksi atau emosi, namun baru-baru
ini para psikolog dalam Journal
of Personality and Social Psychology menyatakan bahwa ‘sombong’ ternyata
adalah karakter.
Pict: azquots.com |
Sombong adalah ‘penyakit’ jiwa yang tidak
terasa. Kesombongan sedikit demi sedikit menyelinap ke dalam hati manusia, dan
jika sudah mengakar maka akan sulit diobati dan dihilangkan.
Lalu bagaimana agar kita bisa menghindari bahkan mengobati sifat sombong dalam diri kita? Salah satunya dengan mengetahui ciri-cirinya. Analoginya, jika kita ingin mengobati penyakit, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu gejala atau indikasinya. Ini nih gejala utama penyakit sombong:
Narsis dan Haus Pujian
Ada
pepatah yang berbunyi “Merasa diri
suci merupakan kesombongan, merasa paling berkuasa termasuk ketakaburan, merasa
paling benar ialah kebodohan”.
Orang yang berpenyakit sombong biasanya selalu
menganggap remeh orang lain. Ia menganggap dirinya lebih baik, lebih pintar,
lebih duluan mengetahui sesuatu, dan lain-lain.
Segala pendapat orang lain dianggap tidak lebih
baik dari pemikirannya. Karya orang lain pun bahkan dicap lebih jelek
(padahal mungkin di dalam hatinya tidak ingin tersaingi).
Pict: oldcuts.co |
Saking menyebalkannya, orang seperti ini bahkan
sering memamerkan betapa hebatnya dia, serta seberapa banyak prestasi dan karyanya, padahal
orang lain tidak menanyakan hal itu dan tidak membahas tentang hal itu.
Orang sombong biasanya juga selalu ingin dipuji.
Ia juga merasa kesal jika merasa orang lain akan mendahuluinya, dan tidak rela
orang lain mendapat pujian. Hal itu erat dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa kesembongan erat kaitannya dengan rasa kurang percaya diri, karena memang
banyak orang yang menjadi sombong hanya karena untuk menutupi kekurangannya.
Hati-hati, kita juga harus bisa membedakan antara
percaya diri serta bangga pada diri, dengan kesombongan.
Penasihat Tak Diundang
Orang sombong yang tentunya selalu merasa lebih
tahu tentang banyak hal biasanya menjadi penasihat tak diundang. Memberi saran
sebenarnya adalah hal yang baik, tapi tentu saja harus di waktu yang tepat, dan
memang diminta karena dibutuhkan.
Lain ceritanya kalau seseorang tiba-tiba
nimbrung dan berkoar seolah-olah memberi saran tapi sebenarnya ia hanya bertujuan
unjuk gigi atas pengetahuannya.
Bukan berarti anti kritik, tapi rasanya sangat
jelas lho perbedaan antara kritik membangun, dengan saran yang didasari naluri ingin
pamer dan menyudutkan, atau bahkan hasrat ingin mempermalukan.
Pict: etsy.com |
Rasanya risi jika kita tidak sedang membutuhkan
saran dan tidak meminta pendapat, tapi lalu ada seseorang yang tiba-tiba secara
sarkastik berkomentar seolah-olah dia lebih tahu segalanya. Apalagi jika apa
yang ia lontarkan adalah hal yang sebenarnya sudah kita tahu bahkan sudah kita
kuasai. Hmm
Orang sombong memang sering tidak sadar bahwa
mereka sedang mengajarkan berenang ke seekor ikan.
Lebih parah lagi, dia sering berkomentar secara
arogan, tapi sebaliknya, dirinya sendiri tidak suka meminta saran dan tak suka
diberi komentar. Kalau pun ada orang yang mengingatkan dan memberinya saran
secara baik-baik (tidak arogan), orang dengan penyakit ini biasanya tidak
menerima hal itu, dan menganggapnya sebagai penghinaan.
Orang sombong memang punya keahlian berkoar tanpa dibarengi keahlian mendengarkan. Mereka selalu ingin mencuri perhatian dan selalu melihat celah kekurangan orang lain.
Pict: relrules.com |
Nah itulah indikasi penyakit akut bernama ‘sombong’. Semoga kita bisa berkaca dan menghindari bahkan mengobati penyakit ini. Semoga kita senantiasa merasa menjadi ‘gelas kosong’ yang haus akan ilmu pengetahuan sehingga tidak merasa lebih superior.
Mulai sekarang mari kita hapus perasaan lebih
pintar, lebih keren, lebih senior, lebih kaya, dan lebih-lebih lainnya agar
kita tetap menjadi pribadi yang ‘sehat’.
Gak usah deh ngerasa jadi yang paling hebat dan usil ngasih komentar arogan ke orang lain. Karena apa? Karena sebenarnya orang lain tuh udah risi, muak, bahkan benci banget sama kamu, cuma mereka sengaja aja gak bilang, karena males banget ngomong sama orang bebal, bongak, congkak, dan sok tahu! Hahaha.
1 Komentar
Pada dasarnya manusia punya potensi salah dan benar yang sama... salah terus bukan setan..bener terus bukan malaikat.. cuman memang kadang ego pribadi yang mancing untuk merasa selalu benar..... nahhhh...
BalasHapus