Kamu Bukan PNS? FIX Berarti Kamu PREMAN

 ‘PREMAN’

Apa yang kalian pikirkan Ketika membaca atau mendengar kata tersebut?

1... 

2... 

3...

Hal pertama yang terlintas dalam pikiran kalian kemungkinan besar adalah sosok menyeramkan, kriminal, penjahat, pemicu keributan, atau sejenisnya.  Ah… pokoknya yang negatif-negatif deh.”

Tatoos
Pict: graphikh.tumbler.com


Ya memang sih, saat ini kata ‘preman’ cenderung berkonotasi negatif yaitu identik dengan kekerasan. Tapi pernah gak sih kalian ngecek di KBBI apa definisi dari kata tersebut?

Konotasi negatif kata ‘preman’ memang tertulis dalam KBBI versi daring nomor 2 yang mengartikan preman sebagai sebutan kepada orang jahat (penodong, perampok, pemeras, dan sebagainya). 

Namun, hal tersebut sangat berbeda dengan pengertian dalam KBBI versi daring nomor 1 yang menyebutkan bahwa preman adalah partikelir; swasta;  bukan tentara; sipil (tentang orang, pakaian, dan sebagainya);  dan kepunyaan sendiri (tentang kendaraan dan sebagainya). Adanya pengertian kata preman tersebut berlandaskan pada sejarah perjalanan yang panjang kata tersebut hingga akhirnya berubah makna.

Vrije Man
Pict: John St. John

Pada awalnya, kata ‘preman’ berasal dari bahasa Belanda ‘vrije man’ , atau yang dalam bahasa Inggris berarti ‘freeman’ atau dalam bahasa Indonesia ‘orang bebas’ atau orang yang tidak terikat (terutama kepada jabatan di pemerintahan).

Jadi, dulu, kata vrije man sama sekali jauh dari konotasi negatif. Kata ini justru merujuk pada orang-orang yang bebas dari belenggu pemerintah karena bukan pegawai negara, juga bukan tentara, dan mereka pun bebas dari negara jajahan karena bekerja sebagai tenaga lepas atau kuli nonkontrak.

“Hah? Berarti kita adalah…… Preman?”, ucap warganet yang non-PNS. 😆


Workers
Pict: Fubiz


Terus, terus…Kenapa ya makna kata bisa berubah gitu?

Nah, bahasa adalah bagian dari kebudayaan. Kebudayaan bersifat dinamis. Maka dari itu bahasa adalah suatu hal yang bersifat dinamis juga. Dengan demikian sebuah makna kata memang dapat berubah seiring berjalannya waktu dan perubahan kebudayaan.

Perubahan makna tersebut pun dibahas dalam ilmu bahasa atau linguistik, yang menyebut bahwa perubahan makna dibagi menjadi dua yakni peyorasi dan ameliorasi. Peyorasi artinya sebuah proses pergeseran makna dari sebelumnya yang bersifat positif menjadi terdengar lebih negatif, buruk, atau rendah. Sedangkan ameliorasi adalah  kebalikan dari peyorasi yakni  perubahan makna kata dari yang asalnya negatif menjadi positif.

Dari teori linguistik tersebut berarti, kata ‘preman’ mengalami peyorasi. Dalam historia.id, disebutkan bahwa para vrije man  adalah golongan yang sering membela buruh dan pekerja lainnya, dan hal tersebut membuat para tuan tanah saat itu merasa terganggu, sehingga para vrije man disebut pengganggu. Di waktu selanjutnya, para tuan tanah pun menjadikan beberapa di antara vrije man sebagai tukang pukul, hingga akhirnya terjadi pergeseran makna kata vrije man.

Dari kejadian tersebutlah kata vrije man yang kemudian disebut preman karena kesulitan pengucapan, dicap sebagai kata berkonotasi negatif.

Jadi, siapa di sini yang berprofesi sebagai preman?

Feel Free
Pict: 9gag.com


Penulis

Bunga Dessri Nur Ghaliyah

Sumber Bacaan

Ayatrohaedi “Bir Salah asal Gagah” (2003)

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/03/10/asal-usul-kata-preman-yang-dulunya-memiliki-makna-positif


#vrijeman #sejarahkatapreman #maknakata


Bagikan Artikel Ini

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Sama Hal nya dengan kata "Jablay" yg memang d peruntukkan untuk orang yang sendirian dan tidak mempunyai pasangan..

    Tapi kalo kita menyebutkan kata "Jablay" ditengah masyarakat maka akan berkonotasi berbeda, krna mereka menganggap "Jablay" sebagai sebutan bagi para wanita-wanita nakal yang doyan menggoda laki-laki.

    Lay lay lay lay lay lay..
    Panggil aku si jablay

    BalasHapus
Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)