Guru Menjadi Profesi Pelarian?

Guru Bukan Profesi Pelarian
Pict: Pngtree
"Jadi guru saja!"
"Ngajar aja!"
"Aku mau jadi guru ah, biar kerjanya santai."
"Enak jadi guru, terpandang di lingkungan sekitar."
"Nanti aja lah kalo gak lulus ke kantor A, baru deh daftar jadi guru."

Pernahkah kalian mendengar ucapan seperti itu? Hmm... Kayaknya pernah deh, atau malahan sering. 

Dengan adanya ucapan dan percakapan semacam itu, menjadi guru seakan-akan hanya lah lahan pekerjaan biasa, bahkan mungkin dijadikan pelarian karena cita-cita yang sesungguhnya tidak tercapai. Dengan kata lain, tidak berniat menjadi guru namun hanya butuh pekerjaan.

Jika demikian, profesi guru seolah-olah dianggap sebagai hal yang mudah. Mmm... Apakah betul menjadi guru itu mudah?

Pict: Contemporary Mochanista


Jika ada yang menganggap enteng pekerjaan guru, itu kesalahan besar.

Guru itu profesi moral. Menjadi guru bukan hanya persoalan karir, status sosial apalagi formalitas. Guru merupakan pembentuk 'manusia'. Profesi ini mulia dan tidak semua orang jiwanya terpanggil menjadi guru sejati.
ㅤㅤ
Disamping kaya ilmu pengetahuan, seorang guru juga harus baik budi pekertinya. Hal tersebut berkaitan dengan banyaknya fungsi dan peran khusus seorang guru di masyarakat. 

Menurut WF Cornnell dalam Mubarok (2013:x), terdapat tujuh fungsi dan peran guru, yaitu: (1) pendidik (nurturer), (2) model, (3) pengajar dan pembimbing, (4) pelajar (leaner), (5) komunikator terhadap masyarakat setempat, (6) pekerja administrasi, dan (7) kesetiaan terhadap lembaga.

Selain keteguhan hati, seorang guru juga harus terus belajar, kuliah, harus mengikuti pelatihan, dsb, demi peningkatan kualitasnya. Belum lagi harus berkutat mengakali sistem dan kurikulum, yang terkadang memeras otak dan menekan otonomi berpikir.

Mengingat betapa besarnya tugas seorang guru, mungkinkah kita menjadi guru yang baik namun tanpa dibarengi keteguhan hati?

Selain itu, mengingat betapa beratnya tugas seorang guru, rasanya tidak cukup jika hanya dibayar dengan memberinya lebel sebagai "pahlawan tanpa tanda jasa", alias tanpa pamrih. Tanpa pamrih bukan berarti kita mengabaikan hak atas kewajiban beratnya. Segala perjuangan seorang guru perlu dipertimbangkan sehingga para guru bisa hidup dengan layak.
ㅤㅤ
Untuk meningkatkan kualitas guru, pemerataan hak seorang guru di berbagai pelosok negeri sangat diperlukan. Dengan demikian para guru tidak usah pusing memikirkan bagaimana caranya hidup dan menghidupi keluarganya ketika sedang mengabdi.

Menjadi guru berarti menjadi sosok super karena memikul tanggung jawab yang sangat besar. Dengan demikian, memilih menjadi guru pun berarti harus siap untuk menjadi sosok yang bertanggungjawab, kreatif, inovatif, visioner dan merdeka.
ㅤㅤ
Semoga, di esok hari tidak ada lagi yang menganggap guru sebagai profesi pilihan terakhir atau profesi 'aman', karena guru adalah sang penentu masa depan. 

Pict: redbubble.com

Bagaimana tanggapan kalian tentang hal ini? Mari berbincang dalam komentar ❤🙏
ㅤㅤ

Sumber bacaan :
Mubarok, Mufti. 2013. Sang Inspirasi: Potret Perjuangan Guru Sejati & Kisah Guru-guru Istimewa Een Sukaesi. Surabaya: Graha Media.

Penulis: Bunga Dessri Nur Ghaliyah (20 Feb 2018)

#Menjadigurutidakmudah #Gurumenjadiprofesipelarian #Guruadalahprofesimulia

Bagikan Artikel Ini

Posting Komentar

3 Komentar

  1. Setuju kak bunga, Mungkin Penyebab dari terpuruknya pendidikan di Indonesia itu adalah karena ketidak Selektifan Instansi pendidikan dalam Memilih guru yang Benar benar professional Menguasai dan Bisa Menyampaikan / Mentransferkan Ilmunya kepada Muridnya.

    Menurut Survei ku Beberapa tahun yang Lalu Masih Banyak banget Guru guru yang Mengajar itu tidak Linear dengan pendidikan yang di Tempuhnya

    Contoh Kasus : Guru PAI Mengajar seni Budaya dan itu Menurutku sih parah Banget, Pantas saja banyak Murid yang tidak jadi apa apa toh gurunya juga tidak Menguasai keilmuan nya

    Tapi pantas saja sih kalau tidak selektif toh guru guru Honorer di Gaji sangat Minim , Boro Boro UMR untuk Bensin dan makan juga kadang kadang Nombok

    Hehehehe maaf agak terbawa suasana kalau Ngebahas Tentang Guru tuh,

    Tapi Keren sih Tulisannya sangat Inspiratif dan edukatif

    Sukses selalu Kak bunga 👍👍👍🔥🔥🔥

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih pandangannya Eris. Memang ya di banyak sekolah masih teraji hal seperti itu. Semoga kedepannya profesi guru dan kesejahteraan guru lebih baik lagi. Sukes selalu Eris :))

      Hapus
  2. Keren Unga.

    Bagi saya pribadi Guru adalah profesi mulia dan vital dalam kehidupan manusia di bumi. Sayangnya para pemangku kebijakan selalu mengenyampingkan profesi guru, terutama guru honorer. Saya yakin banyak guru honorer yang kompeten dan punya kualitas, hanya saja terkadang tidak sedikit yang ditempatkan tidak berdasarkan kompetensinya. Faktornya pasti banyak. Namun salah satu yang menjadi faktor utama adalah kesejahteraan bagi para guru itu sendiri, khususnya honorer. Jika saja anggaran atau kesejahteraannya lebih diperhatikan, saya yakin profesi ini akan dijadikan prioritas, karena toh pada kenyataannya meskipun apa yang mereka dapatkan belum sebanding, tapi jumlah honorer kian tahun kian banyak saja jumlahnya. Hal ini menunjukkan bahwa di samping menjadi pilihan terakhir bagi beberapa orang, tapi masih ada yang ini menjadikan profesi guru sebagai tujuan profesi utama mereka. Salut dan bangga bari mereka yang mau mendedikasikan ilmunya demi kemajuan bangsa. Semoga para guru mendapat tempat yang istimewa kelak di samping Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin

    BalasHapus
Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)