"Jadi guru saja!""Ngajar aja!""Aku mau jadi guru ah, biar kerjanya santai.""Enak jadi guru, terpandang di lingkungan sekitar.""Nanti aja lah kalo gak lulus ke kantor A, baru deh daftar jadi guru."
Pernahkah kalian mendengar ucapan seperti itu? Hmm... Kayaknya pernah deh, atau malahan sering.
Dengan adanya ucapan dan percakapan semacam itu, menjadi guru seakan-akan hanya lah lahan pekerjaan biasa, bahkan mungkin dijadikan pelarian karena cita-cita yang sesungguhnya tidak tercapai. Dengan kata lain, tidak berniat menjadi guru namun hanya butuh pekerjaan.
Jika demikian, profesi guru seolah-olah dianggap sebagai hal yang mudah. Mmm... Apakah betul menjadi guru itu mudah?
Guru itu profesi moral. Menjadi guru bukan hanya
persoalan karir, status sosial apalagi formalitas. Guru merupakan pembentuk 'manusia'. Profesi ini mulia dan tidak semua orang jiwanya terpanggil
menjadi guru sejati.
ㅤㅤ
Disamping kaya ilmu pengetahuan, seorang guru juga
harus baik budi pekertinya. Hal tersebut berkaitan dengan banyaknya fungsi dan
peran khusus seorang guru di masyarakat.
Menurut WF Cornnell dalam Mubarok
(2013:x), terdapat tujuh fungsi dan peran guru, yaitu: (1) pendidik (nurturer),
(2) model, (3) pengajar dan pembimbing, (4) pelajar (leaner), (5) komunikator
terhadap masyarakat setempat, (6) pekerja administrasi, dan (7) kesetiaan
terhadap lembaga.
Selain keteguhan hati, seorang guru juga harus
terus belajar, kuliah, harus mengikuti pelatihan, dsb, demi peningkatan
kualitasnya. Belum lagi harus berkutat mengakali sistem dan kurikulum, yang
terkadang memeras otak dan menekan otonomi berpikir.
Mengingat betapa besarnya tugas seorang guru, mungkinkah kita menjadi guru yang baik namun tanpa dibarengi keteguhan hati?
Selain itu, mengingat betapa beratnya tugas seorang guru,
rasanya tidak cukup jika hanya dibayar dengan memberinya lebel sebagai
"pahlawan tanpa tanda jasa", alias tanpa pamrih. Tanpa pamrih bukan
berarti kita mengabaikan hak atas kewajiban beratnya. Segala perjuangan seorang
guru perlu dipertimbangkan sehingga para guru bisa hidup dengan layak.
ㅤㅤ
Untuk meningkatkan kualitas guru, pemerataan hak seorang guru di berbagai pelosok
negeri sangat diperlukan. Dengan demikian para guru tidak usah pusing memikirkan
bagaimana caranya hidup dan menghidupi keluarganya ketika sedang mengabdi.
Menjadi guru berarti menjadi sosok super karena memikul tanggung jawab yang sangat besar. Dengan demikian, memilih menjadi guru pun berarti harus siap untuk menjadi sosok yang bertanggungjawab, kreatif, inovatif, visioner dan merdeka.
ㅤㅤ
Semoga, di esok hari tidak ada lagi yang menganggap guru sebagai
profesi pilihan terakhir atau profesi 'aman', karena guru adalah sang penentu masa depan.
Pict: redbubble.com |
Bagaimana tanggapan kalian tentang hal ini? Mari berbincang dalam komentar ❤🙏
ㅤㅤ
Sumber bacaan :
Mubarok, Mufti. 2013. Sang Inspirasi: Potret
Perjuangan Guru Sejati & Kisah Guru-guru Istimewa Een Sukaesi. Surabaya:
Graha Media.
Penulis: Bunga Dessri Nur Ghaliyah (20 Feb
2018)
#Menjadigurutidakmudah #Gurumenjadiprofesipelarian #Guruadalahprofesimulia
3 Komentar
Setuju kak bunga, Mungkin Penyebab dari terpuruknya pendidikan di Indonesia itu adalah karena ketidak Selektifan Instansi pendidikan dalam Memilih guru yang Benar benar professional Menguasai dan Bisa Menyampaikan / Mentransferkan Ilmunya kepada Muridnya.
BalasHapusMenurut Survei ku Beberapa tahun yang Lalu Masih Banyak banget Guru guru yang Mengajar itu tidak Linear dengan pendidikan yang di Tempuhnya
Contoh Kasus : Guru PAI Mengajar seni Budaya dan itu Menurutku sih parah Banget, Pantas saja banyak Murid yang tidak jadi apa apa toh gurunya juga tidak Menguasai keilmuan nya
Tapi pantas saja sih kalau tidak selektif toh guru guru Honorer di Gaji sangat Minim , Boro Boro UMR untuk Bensin dan makan juga kadang kadang Nombok
Hehehehe maaf agak terbawa suasana kalau Ngebahas Tentang Guru tuh,
Tapi Keren sih Tulisannya sangat Inspiratif dan edukatif
Sukses selalu Kak bunga 👍👍👍🔥🔥🔥
Terimakasih pandangannya Eris. Memang ya di banyak sekolah masih teraji hal seperti itu. Semoga kedepannya profesi guru dan kesejahteraan guru lebih baik lagi. Sukes selalu Eris :))
HapusKeren Unga.
BalasHapusBagi saya pribadi Guru adalah profesi mulia dan vital dalam kehidupan manusia di bumi. Sayangnya para pemangku kebijakan selalu mengenyampingkan profesi guru, terutama guru honorer. Saya yakin banyak guru honorer yang kompeten dan punya kualitas, hanya saja terkadang tidak sedikit yang ditempatkan tidak berdasarkan kompetensinya. Faktornya pasti banyak. Namun salah satu yang menjadi faktor utama adalah kesejahteraan bagi para guru itu sendiri, khususnya honorer. Jika saja anggaran atau kesejahteraannya lebih diperhatikan, saya yakin profesi ini akan dijadikan prioritas, karena toh pada kenyataannya meskipun apa yang mereka dapatkan belum sebanding, tapi jumlah honorer kian tahun kian banyak saja jumlahnya. Hal ini menunjukkan bahwa di samping menjadi pilihan terakhir bagi beberapa orang, tapi masih ada yang ini menjadikan profesi guru sebagai tujuan profesi utama mereka. Salut dan bangga bari mereka yang mau mendedikasikan ilmunya demi kemajuan bangsa. Semoga para guru mendapat tempat yang istimewa kelak di samping Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin