Sejarah Kembang Api: Ternyata Untuk Mengusir Roh Jahat

Kembang Api Tahun Baru
Pict: weheartit.com

Tengah malam ini adalah pergantian tahun dari 2020 ke 2021. Malam ini biasanya dianggap istimewa oleh banyak orang karena dipandang sebagai momen yang akan mengawali lembaran baru hidup kita.

Maka dari itu, malam pergantian tahun biasanya dijadikan kesempatan untuk berkumpul bersama orang-orang teraksih. Ada yang bercengkrama untuk makan bersama, ada yang malakukan liburan bersama, atau berbagai kegiatan lain yang penuh kehangatan dan keceriaan.

Di malam tahun baru, ketika waktu menunjukkan tepat pukul 00.00 langit pun berubah menjadi lebih ceria. Karena apa? Ya benar, itu semua berkat kembang api berbagai warna yang saling bersahutan dari berbagai penjuru. Momen tersebut juga semakin ramai ketika masyarakat mengiringinya dengan suata terompet yang bersahutan sebagai bentuk rasa suka cita menyambut harapan baru di tahun yang baru.

Nah, lalu sejak kapan malam tahun baru identik dengan kembang api?


Penemuan Kembang Api

Kembang api diduga ditemukan pertama kali sekitar 1.500 tahun yang lalu di Tiongkok. Tidak seperti sekarang, pada awalnya kembang api tidak digunakan untuk perayaan, namun untuk mengusir roh jahat. Masyarakat Tiongkok percaya bahwa roh jahat takut kepada suara ledakan kembang api, sehingga para roh jahat akan lenyap, sehingga mereka pun bisa hidup damai, berumur panjang, bahkan memperoleh kehidupan abadi.

Bermain Kembang Api
Pict: Sarah

Menurut beberapa sumber, cikal bakal petasan dan kembang api muncul dari Dinasti Tang (618-907 M), dan berkembang selama Dinasti Song. Sumber lain, history.com pun menambahkan bahwa penemuan kembang api terinspirasi dari pengalaman seorang ahli kimia Tiongkok yang tidak sengaja mencampurkan saltpeter (saat itu umum digunakan sebagai bumbu dapur), arang, belerang, dan zat kimia lainnya yang kemudian meledak ketika dilempar ke dalam api.

Dari pengalaman yang tidak disengaja tersebut, kemudian kembang api diciptakan. Kembang api dibuat dari campuran beberapa bahan yakni sulfur, arang, dan nitrat, yang kemudian menghasilkan bubuk mesiu mentah yang dapat memicu ledakan. 

Nah pada awal penciptaannya, kembang api masih sangat sederhana. Untuk membuat kembang api, bubuk mesiu dibungkus dengan tunas bambu dan dinyalakan dengan cara melemparkannya ke dalam api agar mengahsilkan letupan.

Dari situlah, kembang api terus dikembangkan. Pada masa selanjutnya, pembungkus kembang api terbuat dari kertas yang dibentuk menjadi tabung. Selain itu, penggunaan kembang api pun menjadi lebih praktis berkat penambahan sumbu untuk meledakannya.

Kemudian, memasuki abad ke-10, orang Tiongkok mengembangkan bubuk bom mentah dan menempelkannya pada anak panah untuk kepentingan pertempuran. Lalu dua ratus tahun kemudian, dilakukan pengembangan kembang api dalam bentuk roket yang dapat ditembakkan ke udara.


Penyebaran Kembang Api

Dari Tiongkok, pada abad ke-13 atau sekitar tahun 1295, kembang api kemudian menyebar ke Eropa saat sampel dan formula bubuk mesiu mulai dibawa oleh para diplomat, penjajah, dan misionaris Eropa yang berkunjung ke Tiongkok.

Di Eropa, bubuk mesiu yang kuat digunakan untuk kepentingan peperangan (senjata militer), sedangkan bubuk mesiu yang lebih lemah digunakan sebagai bahan pembuatan kembang api.

Malam Tahun Baru
Pict: Len Langevin

Dari waktu ke waktu, eksistensi kembang api di Eropa terus meningkat. Lalu, kembang api mulai digunakan sebagai simbol perayaan di beberapa negara di Eropa, misalnya perayaan pesta pernikahan, perayaan kelahiran, perayaan kemenangan militer, perayaan publik, dan sebagainya.

Tingginya minat masyarakat Eropa pun kemudian memicu kreativitas orang Eropa untuk terus  mengembangkan bentuk serta kecerahan cahaya kembang api dengan cara menambahkan beberapa bahan lain. Berkat, popularitasnya di Eropa tersebut, kembang api pun kemudian merambah ke berbagai negara di seluruh dunia. 

Hingga sekarang, varian warna, bentuk, dan ukuran kembang api terus berkembang. Kembang api pun digunakan khususnya di berbagai perayaan besar di dunia seperti tahun baru imlek, festival bulan, dan tahun baru masehi.

Itulah sekilas tentang sejarah kembang api. Selamat tahun baru 2021 untuk seluruh pembaca ❤


Penulis: Bunga Dessri Nur Ghaliyah (Malam Tahun Baru-2021)

 

#Kembangapi #budayaTiongkok #Sejarahkembangapi #Caramengusirrohjahat #Kembangapitahunbaru #Kembangapiuntukmengusirrohjahat

Bagikan Artikel Ini

Posting Komentar

0 Komentar