Selain pohon natal,
salju, liburan, dan hadiah, Natal pun identik dengan sosok kakek tua bertubuh
gemuk, berjanggut putih lebat, mengenakan mantel dan topi tebal, membawa kantong
besar berisi hadiah untuk anak-anak, serta mengendari kereta salju yang ditarik
oleh sembilan ekor rusa kutub.
Sosok itu adalah Santa
Clause, yaitu tokoh yang terinspirasi dari cerita seorang dermawan dari Kutub
Utara, yang kemudian menjadi tokoh ikonik di Amerika Serikat.
Tokoh ini pun kemudian
semakin eksis dan melekat sejak perusahaan Coca-cola mengadakan kampanye besar pada
tahun 1931 yang menggunakan sosok Santa Clause berpakaian merah-putih sebagai
ikon untuk mempromosikan produknya.
Nah, sejak saat itu lah,
Santa Clause identik pula dengan mantel dan topi musim dingin yang berwarna
merah-putih, serta menjadi tokoh yang tak hanya dikenal di Amerika Serikat
saja, melainkan ke berbagai negara di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Santa Claus dan Kereta Salju Pict: Ravena |
Di Indonesia tokoh Santa
Clause sering disebut Sinterklas. Padahal, Santa Clause dan Sinterklas adalah
dua sosok yang berbeda.
Selain karena
pelafalannya lebih mudah, nama Sinterklas pun terasa lebih familiar bagi
masyarakat Indonesia karena merupakan pengaruh dari penjajahan Belanda.
Berbeda dengan Santa
Clause, cerita Sinterklas berasal dari Belanda. Walau pun sama-sama digambarkan
sebagai sosok yang dermawan, sosok Sinterklas berbeda dengan Santa Clause
karena ia merupakan gambaran dari seorang uskup asal Myra bernama Saint Nicholas
yang hidup sekitar abad ke-3 Masehi.
Dari segi penampilan, ada kemiripan di antara kedua tokoh tersebut. Seperti halnya Santa Clause, Sinterklas pun memiliki rambut gondrong dan jenggot putih lebat. Namun, karena terilhami dari sosok uskup, Sinterklas pun berpakaian layaknya seorang uskup. Ia digambarkan mengenakan jubah keuskupan, mitre atau topi uskup, dan tongkat gembala uskup yang berbentuk melingkar di bagian atasnya.
Sinterklas Pict: etsy.com |
Kemudian, berkaitan dengan area negara Belanda yang memiliki banyak kanal, Sinterklas menggunakan perahu sebagai kendarannya, yang kemudian dilanjutkan dengan kereta yang ditarik oleh kuda berwarna putih, untuk membagikan hadiah kepada anak-anak pada tanggal 5 Desember.
Tanggal 5 Desember pun
kemudian dijadikan sebagai Hari Sinterklas yang selalu dirayakan orang-orang
Belanda di Indonesia sejak zaman penjajahan hingga tahun 1957.
Pada zaman kolonial, Sinterklas yang didatangkan ke Batavia bahkan disambut pejabat setempat dan diarak keliling kota sehingga tokoh tersebut dikenal pleh masyarakat Indonesia.
"Jadi, yang benar Santa Claus atau Sinterklas? Jawabannya, kedua-duanya benar karena tokoh tersebut benar-benar ada, namun berbeda."
Sinterklas & Santa Claus Pict: Katrin Baumer |
Yang terpenting, walau pun berbeda, tapi sosok tersebut sama-sama menginspirasi masyarakat di seluruh dunia karena kepribadiannya yang sangat baik, dermawan, dan senang membantu orang yang sedang kesulitan.
"Yang menjadi pena adalah kebaikan, yang menjadi tinta adalah kemanusiaan" (NS)
Penulis: Bunga Dessri Nur Ghaliyah (Hari Natal-2020)
#Sinterklas #SantaClause #PerbedaanSantaClausedenganSinterklas
3 Komentar
nice bgt🤙
BalasHapusKeren 🔥
BalasHapusMereka mempunyai sifat yg sama. Yaitu dermawan. Jadi menurutku dihari Natal sosok yg dominan lebih ke santa clause dibanding sinterklas.
BalasHapus